Sabtu, 4 April 2020
Cerita Sejarah Nabi Ayub As | Kisah Nabi Ayub As
Nabi Ayub AS adalah putra Ish bin
Ishak bin Ibrahim.
Nabi Ayub adalah seorang yang kaya raya.
Istrinya banyak, anaknya banyak hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak
terbilang jumlahnya. la hidup makmur
dan sejahtera. Walau demikian ia tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan yang di karuniakan
kepadanya tak sampai
melupakannya kepada Allah. ia gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari
golongan fakir miskin.
Para Malaikat di langit terkagum-kagum dan sama
membicarakan ketaatan Ayub dan
keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah.
Iblis yang mendengar pembicaraan itu merasa iri dan
ingin menjerumuskan Ayub
agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.
Pertama Iblis mencoba sendiri menggoda Nabi
Ayub agar tersesat dan tak mau bersyukur kepada Allah. Namun ia gagal.
Nabi Ayub tak tergoyahkan.
Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk
menggoda Nabi Ayub : "Wahai
Tuhan, sesungguhnya Ayub yang senantiasa patuh dan berbakti menyembah-Mu, senantiasa, memuji-Mu, tak
lain hanyalah karena takut
kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya. Semua ibadah tidak ikhlas dan bukan
karena cinta dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena musibah dan kehilangan
harta benda, anak-anak dan
istrinya belum tentu ia akan teat dan tetap ikhlas menyembah-Mu."
Allah berfirman kepada Iblis : "Sesungguhnya Ayub adalah hambaKu yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mu'min
yang sejati. Apa yang ia lakukan
untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyah oleh perubahan
keadaan duniawi. Cintanya
kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun
yang melanda dirinya dan hartanya. la yakin
bahwa siapa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut
daripadanya atau menjadikannya
berlipat ganda. la bersih
dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku
anak cucu Adam berada di atas
jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada
takdirKu. Kuizinkan kau menggoda dan memalingkannya dariKu. Kerahkanlah
pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang rukun damai sejahtera
itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu
untuk menyesatkan hamba-Ku, Ayub itu."
Demikianlah, Iblis dan para pembantunya kemudian mulai menyerbu keimanan Ayub. Mula-mula mereka membinasakan
hewan ternak peliharaan
Nabi Ayub. Satu persatu hewan-hewan itu mati bergelimpangan disusul lumbung-lumbung
gandum dan lahan pertanian Nabi Ayub terbakar dan musnah.
Iblis mengira Ayub akan berkeluh kesah setelah
kehilangan ternak dan lahan
pertaniannya itu. Namun Ayub tetap berbaik sangka kepada Allah. Segalanya ia serahkan
kepada Allah. Harta adalah titipan Allah sewaktu-waktu dapat saja diambil lagi.
Berikutnya Iblis dan pembantu-pembantunya mendatangi
putra-putra Nabi Ayub di gedung yang besar dan megah. Mereka goyang-goyangkan
tiang-tiang gedung sehingga gedung itu kemudian roboh dan anak- anak Nabi Ayub mati semua.
Iblis mengira usahanya berhasil menggoyahkan iman Nabi
Ayub yang sangat
menyayangi putra-putranya itu, namun mereka kecele. Nabi Ayub, tetap berserah diri kepada Allah. Nabi Ayub bersedih hati dan menangis tapi jiwa dan
hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa
jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki semua ini maka tak ada seorang pun mampu menghalangi-Nya.
Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di sekujur tubuh
Nabi Ayub sehingga
beliau menderita sakit kulit yang menjijikkan. Famili dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang
melarikan diri. Hanya seorang yang
setia mendampinginya yaitu Rahmah.
Para tetangga Nabi Ayub tidak mau ketularan penyakit,
sehingga mereka - terutama kaum ibu secara terang-terangan mengusir Nabi Ayub dari perkampungan.
Mereka pergi ke ujung desa, dekat pembuangan sampah.
Namun di sana orang-orang
yang tidak terima. Mereka tetap mengusir Nabi Ayub. Maka pergilah Nabi Ayub dan
Rahmah ke sebuah tempat yang sepi dari manusia.
Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus-menerus
memang merupakan ujian
berat bagi Ayub dan Rahmah. Namun Nabi Ayub bisa bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Rahmah
terpaksa bekerja pada pabrik
roti. Pagi berangkat sorenya kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-lama
majikannya mengetahui jika Rahmah adalah istri Nabi Ayub yang berpenyakitan.
Mereka khawatir Rahmah membawa
baksil yang dapat menular melalui roti, maka Rahmah diberhentikan dari
pekerjaannya.
Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. la meminta majikannya agar memberinya hutang
roti. Majikannya menolak. Majikannya hanya mau memberi roti jika Rahmah rela
memotong gelung rambutnya
yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai suaminya.
Rahmah akhirnya setuju. Namun sesampainya Rahmah di
rumah Nabi Ayub menyangka Rahmah telah menyeleweng, padahal tidak.
Pada suatu hari, mungkin karena tidak tahan dalam
penderitaan atau karena apa. Rahmah pamit
meninggalkan suaminya. la akan bekerja untuk menghidupi suaminya. Nabi Ayub
melarangnya, namun Rahmah tetap pergi sembari berkeluh
kesah.
'Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga
berkeluh kesah atas takdir Allah. "kata Ayub
kepada istrinya. "Awas kelak jika aku sudah sembuh kau akan kupukul seratus
kali. Mulai saat ini tinggalkanlah aku seorang diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai
Allah menentukan
takdir-Nya.
Setelah ditinggal Rahmah, satu-satunya orang yang
masih menyayangi dan
merawatnya kini Nabi Ayub hidup seorang diri. Di dalam kamarnya ia bermunajat
kepada Allah "Ya Allah, aku telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan
serta siksaan dan Engkau wahai
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Allah menerima do'a Nabi Ayub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman
dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah kepada Nabi Ayub : "Hantamkanlah
kakimu ke tanah. Dari situ air akan-memancar dan dengan air itu kau
akan sembuh dari semua penyakitmu.
Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jika kau pergunakan untuk minum dan mandi."
Demikianlah, setelah Nabi Ayub minum dan mandi air
yang memancar dari bawah
kakinya, maka ia sembuh seperti sediakala.
Sementara itu Rahmah yang telah pergi meninggalkan
Nabi Ayub lama-lama merasa kasihan dan tak tega
membiarkan Nabi Ayub seorang diri. la datang
menjenguk, namun ia tak mengenali suaminya lagi. Karena Nabi Ayub sudah
sembuh dan keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Lebih sehat dan
lebih tampan. Nabi Ayub gembira melihat istrinya kembali, namun ia ingat sumpahnya
yaitu ingin memukul istrinya
seratus kali. la harus
melaksanakan sumpah itu. Kini ia bimbang, istrinya sudah turut menderita sewaktu
bersama-sama dengannya selama
tujuh tahun ini; akankah ia memukulnya seratus kali.
Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah yang
memberikan jalan keluar. Firman Allah : "Hai Ayub, ambillah lidi seratus buah
dan pukullah istrimu itu sekali
saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu."
Ya dengan lidi seratus, dipukulkan pelan sekali, maka
sumpahnya sudah terlaksana.
Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Nabi Ayub dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah.
Dari Rahmah ia mendapat anak
bernama Basyar, dikemudian hari ia mendapat julukan Dzulkifli artinya : Punya
Sanggup. Dzulkifli akhirnya jugs menjadi Nabi dan Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar