Rabu, 8 April 2020
CERITA
MOTIVASI BIJAK – TEMPAYAN RETAK
Seorang tukang air memiliki
dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan,
yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya
tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh dari mata air
ke rumah majikannya, sedang tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah
penuh.
Selama dua tahun, hal ini
terjadi setiap hari. Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan
prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si
tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih
sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari yang seharusnya dapat
diberikannnya. Tertekan oleh kegagalan ini, tempayan retak itu berkata kepada
si tukang air,”Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon
maaf kepadamu.””Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Saya hanya mampu, selama
dua tahun ini, membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi saya telah
membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita.
Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi.” kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan
pada si tempayan retak dan berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke
bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga
indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Kata tukang air kepada
tempayan retak, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang
jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain
yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap
hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk
menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya, majikan kita
tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar